Mau jadi hacker??

...hacker bukanlah menjadi
orang yang senang merugikan
dan merusak milik orang lain...




Pertama-tama, untuk menjadi pakar di sebuah bidang
dibutuhkan waktu. Tidak bisa menjadi hacker dalam satu atau
dua minggu saja. Kalau menjadi script kiddies (yang hanya bisa
menjalankan program) sih bisa saja. Tapi, biasanya ini menjadi
bahan tertawaan. Sama halnya untuk menjadi seorang pemain
sepak bola yang jagoan, atau menjadi musisi yang andal,
dibutuhkan waktu untuk berlatih tahunan. Seperi halnya seorang
ibu yang hamil, dibutuhkan waktu sekitar 9 bulan sebelum
anaknya lahir. Bayi tidak bisa dipaksakan untuk lahir dalam
waktu 1 bulan tanpa menimbulkan masalah. Untuk itu,
dibutuhkan kesabaran untuk belajar, banyak membaca, berlatih,
dan praktik. Jangan terburu-buru. Sabar!
Yang kedua, perlu diperhatikan
masalah integritas. Menjadi
hacker bukanlah menjadi orang
yang senang merugikan dan
merusak milik orang lain. Yang itu
namanya cracker. Rugi dan
percuma untuk menjadi cracker.
Jika kita nakal dan merusak, maka orang lain tidak akan
memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar, apalagi
untuk bekerja. (Apakah Anda akan mempercayai maling untuk
belajar di rumah Anda? Apalagi untuk bekerja?) Jadilah orang
yang jujur dan memiliki etos kerja yang tinggi. Khususnya di
bidang keamanan (security), integritas ini biasanya lebih
diutamakan ketimbang kemampuan (skill).
Buatlah “laboratorium” sendiri. Cara untuk melatih diri adalah
dengan menggunakan komputer sendiri (tidak perlu merusak
komputer orang lain). Harga komputer (bekas) sudah tidak
mahal lagi. Tidak usah pakai komputer yang hebat-hebat.
Komputer di rumah saya masih ada yang Pentium (I) 90MHz.
(Bahkan ketika saya mulai bermain dengan Linux, komputer
saya hanya sekadar 386 SX, 16MHz, 2MB RAM.) Jika perlu,
buat sebuah LAN yang paling tidak berisi dua komputer untuk
mempraktikkan konsep LAN. Untuk menghubungkan dua buah
komputer, tidak perlu pakai hub, cukup dengan menggunakan
kabel UTP yang di-cross.
Banyak-banyak bereksperimen di laboratorium ini. Contohnya,
coba rakit (compile) kernel Linux, jangan hanya sekadar
memasang (install) dari CD saja. Jika sudah berhasil, coba juga
untuk merakit program dari GNU, misalnya coba rakit paket C
compiler gcc. Dengan banyak merakit program dari source code,
kita menjadi terbiasa dengan dialek-dialek programming yang
sering digunakan oleh programmer atau hacker hebat.
Dalam sebuah komunitas biasanya ada bahasa tertentu yang
digunakan. Program atau tools yang ada biasanya menggunakan
bahasa C, oleh sebab itu coba kuasai bahasa C. Setelah itu,
kuasai juga shell (sh atau bash) script atau perl script karena
banyak tools yang bentuknya merupakan scripting. Bahasabahasa
pemrograman yang lain juga bagus untuk dipelajari, akan
tetapi C, sh, dan perl merupakan bahasa yang utama untuk
hacker.
Berguru kepada orang lain dapat
dilakukan secara fisik, yaitu
memang benar-benar datang
bertemu dan melihat cara dia
bekerja. Cara lain adalah dengan
mengamati hasil karya guru
tersebut dengan melihat source
code dari program atau tools yang dia buat. Lagi-lagi
kemampuan membaca sangat penting. Membaca source code
buatan orang lain pada mulanya memang tidak mudah. Namun
kalau sudah sering dan kebetulan source code itu dibuat dengan
baik karena disertai dengan komentar, maka membacanya lebih
mudah. Selain source code, tools tersebut seringkali disertai
dengan dokumentasi tentang konsep dan cara kerjanya. Baca
juga dokumentasi ini.
Bolak-balik di tulisan ini mengajak Anda untuk membaca.
Memang membaca merupakan salah satu cara utama untuk
meningkatkan ilmu. Saat ini sudah banyak buku komputer,
pemrograman, dan Internet. Sayangnya, buku-buku ini
kebanyakan untuk level pemula dan belum banyak yang terjun ke
topik yang lebih dalam karena mungkin tidak ada pasarnya. Saya
sarankan juga untuk belajar bahasa Inggris, karena suka tidak
suka informasi dan bacaan terbaru (ataupun bacaan yang klasik)
masih dalam bahasa Inggris.

0 komentar:

Posting Komentar